Ada banyak versi asal muasal nama Bengkulu. Tapi inilah warisan sahih yang telah diceritakan secara turun temurun dari Kerajaan Sungai Serut sampai dengan generasi yang ke-17 saat ini.
Nama Bengkulu berasal dari kisah peperangan antara kerajaan Aceh dan kerajaan Sungai Serut pada abad XV. Perang terjadi karena lamaran yang diajukan putra dari kerajaan Aceh terhadap Putri Gading Cempaka (anak bungsu Ratu Agung, raja Kerajaan Sungai Serut) ditolak. Bukan peperangan antar kerajaan di Bengkulu yang banyak beredar di internet.
Menurut tambo Bengkulu, putra Sultan Aceh yang juga saudagar dagang- melihat Putri Gading Cempaka yang cantik itu, dan peristiwa ini disampaikan kepada ayahnya Sultan Iskandar Muda. Demi memperkuat pengaruhnya, beliau menyetujui putranya meminang putri, Maka berangkatlah pangeran dari Aceh tersebut disertai oleh satu pasukan, namun lamaran tersebut ditolak oleh Anak Dalam. Anak Dalam adalah salah satu saudara Putri Gading Cempaka yang menjadi penerus tahta Raja Sungai Serut.
Sebagai akibat penolakan itu, putra Sultan Aceh memerintahkan penglima pasukan laut memerangi Anak Dalam. Sekalipun perang ini tidak seimbang, rakyat tetap mempertahankan dengan sungguh-sungguh daerahnya sehingga banyak memakan korban yang bergelimpangan di Sungai Serut dan hanyut ke hulu sungai.
Pada saat pasukan Aceh datang itulah, Anak Dalam berteriak "Empang ka hulu .. Empang ka hulu" yang artinya kurang lebih : " Hadang mereka .. hadang mereka.. ," teriaknya "jangan sampai mereka menginjakkan kaki di tanah kita."
Dari kata itulah akhirnya menjadi Bangkahulu. Lama kelamaan disebut orang menjadi Bengkulu. Dan karena perkataan itu nama Anak Dalam pun dikenal menjadi Anak Dalam Muara Bangkahulu.
Muara menjadi pertemuan Sungai Bengkulu dengan Samudera Hindia yang ada di kelurahan Pasar Bengkulu - Kota Bengkulu, maka kawasan sekitar Sungai Bengkulu diabadikan nama nya menjadi kecamatan Muara Bangkahulu, dan kecamatan Sungai Serut di sisi lainnya.
Dari kata itulah akhirnya menjadi Bangkahulu. Lama kelamaan disebut orang menjadi Bengkulu. Dan karena perkataan itu nama Anak Dalam pun dikenal menjadi Anak Dalam Muara Bangkahulu.
Muara menjadi pertemuan Sungai Bengkulu dengan Samudera Hindia yang ada di kelurahan Pasar Bengkulu - Kota Bengkulu, maka kawasan sekitar Sungai Bengkulu diabadikan nama nya menjadi kecamatan Muara Bangkahulu, dan kecamatan Sungai Serut di sisi lainnya.
Akibat perang itu, Sungai Serut porak poranda dan keluarga raja mengungsi ke kaki Gunung Bungkuk, yang nantinya bakal menimbulkan kerajaan baru "Sungai Lemau" dimana Putri Gading Cempaka menikah dengan Maharaja Sakti dari kerajaan Pagaruyung.
Kisah inilah diwariskan kepada keturunan asli Bengkulu. Nama Bengkulu tidak ada hubungannya dari kata Bang Kulon, yang berasal dari Jawa katanya. Karena pengaruh Jawa di Bengkulu mulai masuk pada abad XVIII. Dan juga tidak ada hubungan dengan nama bukit yang ada di Skotlandia.
Memahami sejarah mesti dipupuk dari dini dan perlu penelusuran yang mendalam. Apalagi yang mempublikasikan referensi di situs-situs ensiklopedia bukan asli putra daerah sini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar